KLIK JOM FOLO DI SINI

Sabtu, September 15, 2007

50 tahun Merdeka: Antara Makan & Bakar Jalur Gemilang?

Siapa yang bakar Jalur Gemilang di Batu Buruk ini? Mengapa ia lebih penting dari nyawa orang awam yang terkena muntahan peluru hidup pihak polis?

Mereke memotong kamu, meneyeh kamu ke mulut, bertepuk tangan, ketawa berdekah-dekah. Inilah nasibmu Jalur Gemilang?

CORETAN KREATIF
TARMIZI MOHD JAM

Nota: Cadangan saya puisi ini hendak dialunkan pada Program Penutup 50 Tahun Merdeka PAS Hulu Selangor pada 11 September 2007 bersama Haji Subky Latiff dan lain-lain teman tetapi tidak kesampaian! Maaf Abang Naharuddin tak dapat datang ke Ulu Bernam sebab ada Mesyuarat PAS Kawasan malam itu.


Jalur gemilang terus disebut orang,

Di Batu Buruk, nama berkumandang...

Kamu dibakar entah siapa "jin bertendang" itu,
Berlindung sebalik topi pandang kaledarnya,

Macam waktu Reformasi di Kuala Lumpur dulu,

Yang bakar kamu mesti bertopi kaledar,


Tapi, 50 tahun merdeka,

Anak-anak merdeka memotong kamu,

Mereka ada yang Menteri,
tapi semuanya dari pemimpin kelas paus,
Memakan kamu, meratah kamu...
Jadikan kamu barangan dagangan,

Mencalarkan namamu Jalur Gemilang,


Tiada siapa tahu, angkara "budak nakal" mana,

Jin mana, yang membakarmu di Batu Buruk itu,

Tapi, yang memotong dan memakan kamu,

Semua orang tahu, itulah orangnya!


Mereka ketawa berdekah-dekah,

Bertepuk tangan, berjaya menenyeh kamu ke mulut,

Sedihnya pejuang kemerdekaan tulen,

Bila panji utama diperlakukan, dimain-main,

Di manakah penghormatan mereka?


Kamu diarak tak tentu kira,

dijadikan selimut,
dijadikan songkok, dijadikan baju...

Ah... betapa kurang ajarnya mereka pada kamu,


Inilah nasib kamu di negara merdeka,

Senasib dengan rakyat yang menderita,

luka dan lara!

Catatan Santai,
Adamson Hotel Kuala Lumpur